Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Rugyah untuk mengusir setan dari rumah

Gambar
Rugyah untuk mengusir setan dari rumah yaitu dengan membaca surah Al Baqarah ayat 1-4 , dilanjutkan dengan ayat kursi dan dua ayat setelahnya (surah Al Baqarah ayat 255, 256 dan 257) , setelah itu tiga ayat terakhir di surah Al Baqarah (ayat 284, 285 dan 286) . Ini berdasarkan hadits riwayat Muslim. Bila dibacakan kesepuluh ayat ini insyaallah maka setan tidak akan berani masuk ke rumah tersebut.

Pengobatan Terhadap Sihir

Bila seseorang terkena sihir kiriman maka pengobatannya pun harus dilakukan dengan cara yang syar'i, tidak boleh dengan mendatangkan tukang sihir tandingan. Ada beberapa cara yang diajarkan para ulama berdasarkan hadits-hadits dari rasulullah saw: Bila tempat sihir itu diketahui, seperti guna-guna yang ditanam di pekarangan rumah, atau di tempat tidur, maka hendaklah dihancurkan. Hal itu bisa diketahui dari pengakuan jin yang datang merasuki si tersihir bila sudah terlebih dahulu dilumpuhkan dengan ruqyah syar’iyyah . Kalau ternyata sihirnya hanyalah pengiriman jin dan bukan melalui media barang, maka harus dilakukan terapi ruqyah syar’iyyah untuk mengusir jin dari tubuh yang kena sihir. (prakteknya bisa didengar dari kaset ini). Di samping itu si penderita harus membantu kesembuhan dirinya dengan membaca ayat-ayat Al Quran, yaitu: - Surah Al Fatihah - ayat kursi - Surah Al A’raf ayat 118-122 - Surah Yunus ayat 79-82 - Surah Thaaha ayat 65-70 - Surah Al Kafirun ayat 1-

Beda Sihir Dengan Gangguan Jin

Sihir berupa santet atau teluh atau guna-guna pasti menggunakan jin . Sedangkan gangguan jin belum tentu dari sihir . Sihir adalah pekerjaan manusia yang menyuruh jin untuk mengganggu manusia lain yang menjadi target. Sedangkan gangguan jin merupakan pekerjaan jin itu sendiri tanpa ada yang menyuruhnya. Efek yang ditimbulkan juga berbeda. Orang yang disihir biasanya akan mengalami hal-hal seperti yang diinginkan si penyihir, mulai dari sakit, lupa ingatan, perubahan sikap sampai sakit parah yang bisa membawa kematian. Sedangkan gangguan jin biasanya merasuki jiwa manusia, sehingga orang yang diganggu jadi kesurupan. Ada persamaan antara gangguan jin dan sihir , yaitu ia hanya bisa mengenai orang yang lemah imannya, dan sering melakukan maksiat. Sedangkan orang-orang yang sering berdoa dan berdzikir pagi dan petang, dengan akidah yang bersih dari noda-noda syirik akan terbentengi dari kedua gangguan tersebut. kalaupun ada yang kena, biasanya efeknya tak kan parah dan mudah d

Hakikat Sihir

Penggunaan sihir tak bisa dilepaskan dari dunia jin . Hal itu karena dua hal: Pertama: karena yang pertama kali menyebarluaskan sihir setelah lama terpendam adalah setan dari bangsa jin, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam surah Al Baqarah ayat 102: “……..Dan Sulaiman tidaklah kafir, tapi setan-setanlah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia……” kedua: Sihir pada umumnya menggunakan bantuan jin , misalnya ilmu kesaktian, santet dan lain sebagainya. Sedangkan yang tidak menggunakan bantuan jin amatlah sedikit dan tidak terlalu membahayakan, seperti sulap dengan kecepatan tangan, atau hipnotis untuk pengobatan, dan umumnya tak bisa dikategorikan sihir yang musyrik. Sayangnya, banyak orang yang tak menyadari bahwa ia menggunakan jin . Misalnya orang yang sakti dengan ilmu kebal, atau bisa mengobati orang setelah bertapa. Ia mengatakan bahwa ilmunya di dapat dari wangsit dari wali Fulan, atau ilham dari malaikat dan lain-lain. Itu menunjukkan bahwa ia telah tertip

Kerasukan atau Kesurupan Jin, Adakah?

Tak perlu lagi meragukan bahwa kesurupan jin itu memang ada. Pertanyaannya, bagaimana jin itu bisa merasuki seseorang hingga hilang kesadarannya. Serta mengapa ia merasuki yang ini, bukan yang itu. Apakah ada kriteria tertentu yang bisa dirasuki dan yang tidak? Semua pertanyaan itu bisa kita jawab dengan mencari penjelasannya dalam Al Quran dan sunnah, baik eksplisit maupun implicit. Sebelum menjawab masalah kesurupan jin ada baiknya kita mengetahui apakah jin bisa kontak fisik langsung dengan manusia. Dalam hadits dari Abu Sa’id tentang pemuda dan ular di rumahnya di atas, jelas adanya kontak fisik antara jin yang menjelma dengan manusia. Kemudian dalam hadits Shafiyah jin bisa masuk ke tubuh manusia dan menjalar layaknya peredaran darah. Itu menunjukkan dalam wujud aslinya jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan memberi efek tertentu pada fisik dan jiwa. Kesurupan jin diakui keberadaannya dalam Al Quran di mana Allah berfirman: “Orang-orang yang makan riba tak dapat ber

Jin bisa berubah wujud (menjelma)

Inilah wujud jin yang biasa dilihat oleh manusia biasa dengan kasat mata. Penampakan seperti yang dituturkan oleh mereka yang ikut acara-acara melihat jin itu memang ada dan tidak perlu diingkari. Namun, yang mereka lihat itu ada dua kemungkinan: Bayangan yang diciptakan setan untuk menipu mata orang tertentu. Maka tak heran kalau dalam satu rombongan hanya salah seorang yang melihat penampakan dan yang lainnya tidak. Jelmaan dari jin itu sendiri, karena ia baru bisa dilihat manusia setelah menjelma. Jelmaan itu bisa berwujud manusia, bisa pula binatang atau apa saja yang Allah izinkan kepadanya. Dalam sunnah yang sahihah ada dua jelmaan dari jin sehingga bisa dilihat oleh para sahabat, yaitu dalam wujud manusia dan dalam wujud seekor ular . Penampakan dalam wujud seorang manusia dialami oleh Abu Hurairah RA. Suatu ketika ia ditugasi rasulullah saw untuk menjaga harta zakat. Tapi pada malam harinya ada seorang laki-laki yang mencuri harta itu. ia berhasil ditangkap oleh Abu Hurair

Jin Bisa Masuk ke Tubuh Manusia

Gambar
Jin Bisa Masuk ke Tubuh Manusia . Dalam hadits dari Shafiyah istri rasulullah saw, rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya setan itu berjalan pada tubuh manusia layaknya aliran darah.” (HR. Bukhari) Dari hadits ini semakin nyata kehalusan setan dan bangsa jin lainnya. Artinya, ia bisa masuk ke tubuh manusia dan membisikinya untuk berbuat jahat. Ini pula penjelasan mengapa orang bisa kerasukan. Hanya saja jin tidak bisa merasuki semua orang. Kalaupun ia bisa masuk, belum tentu ia bisa merasuki jiwa orang tersebut. =========================== Layanan terapi ruqyah call 021 96644021 / 0852 8368 6699 , miliki juga cd, vcd, kaset, buku RUQYAH .

Jin Tak Dapat Dilihat

Jin adalah makhluk ghaib yang tak kan dapat dilihat oleh manusia biasa, kecuali yang diberikan izin oleh Allah seperti Nabi Sulaiman AS dan Nabi Muhammad saw. Hal itu terungkap dalam firman Allah tentang Iblis dan pengikutnya yang merupakan bagian dari jin : “Sesungguhnya dia dan pengikutnya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tak bisa melihat mereka.” (Qs. Al A’raf : 27). Jin adalah makhluk halus, tapi bukan makhluk kecil seperti virus dan bakteri. Virus dan bakteri masih bisa dilihat wujudnya dengan menggunakan bantuan alat. Sedangkan jin tak bisa dilihat dengan alat apapun. Ia sama dengan ruh yang posturnya besar, tapi tak bisa dilihat dan diraba. Adapun penampakan yang biasa terlihat oleh sebagian orang yang kemudian mempercayainya sebagai wujud dari hantu dan sebangsanya, maka itu tak lain jelmaan dari setan yang berusaha menakut-nakuti manusia yang lemah iman untuk merusak tauhidnya. Dengan adanya penampakan seperti itu, setan bisa menggoda manusia untuk berbua

WUJUD ASLI JIN

Wujud asli jin tak ada yang tahu secara pasti bagaimana bentuknya. Rasulullah saw tidak pernah menerangkan bentuk fisiknya secara mendetail. Beliau hanya pernah menyinggung bahwa kalau shalat berjama’ah shafnya renggang, maka setan akan masuk dan beliau melihatnya sebesar anak kambing ( Haditsnya diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Al Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib mengatakan sanadnya “la ba`sa bihi” (tidak mengapa)). Dalam hadits lain rasulullah menyatakan bahwa jin itu kalau diikat bisa jadi mainan anak-anak. Ini semua menunjukkan bahwa postur tubuh jin tidaklah terlalu besar dalam bentuk aslinya. Sedangkan bentuk rupanya juga tak dijelaskan secara rinci dalam Al Quran maupun sunnah yang sahih. Hanya saja dalam Al Quran diisyaratkan bahwa setan yang merupakan salah satu jenis jin itu buruk rupa . Hal ini terungkap dalam surah Ash Shaf ayat 64-65 . Di sana Allah mengumpamakan buah zaqqum yang keluar dari neraka jahannam untuk dikonsumsi para penghuni neraka dengan kepala setan

IBLIS DAN SETAN

Gambar
Dalam AL Quran disebutkan suatu makhluk yang bernama Iblis . Ia mendurhakai perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam AS. Lalu siapakah Iblis ini? Apakah dia dari golongan jin ataukah malaikat, tapi yang jelas dia bukan manusia. Ada sebagian pendapat ahli tafsir yang mengatakan bahwa Iblis adalah bagian dari malaikat, karena Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya: “Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam!” lalu merekapun sujud kecuali Iblis.” (Qs. Al Baqarah : 34). Dalam ayat ini Allah mengecualikan Iblis dari golongan malaikat. Individu yang dikecualikan dari suatu jenis menunjukkan bahwa individu tersebut berasal dari jenis yang dikecualikan itu. Pendapat ini bisa diterima akal. Akan tetapi dalam ayat lain Allah menegaskan dengan jelas bahwa Iblis termasuk jenis jin . Firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan

HAKIKAT JIN

Jin berasal dari bahasa arab, olahan dari kata جَنَّ – يَجَنُّ yang berarti menjadi gelap , dan kata أَجَنَّ – يُجِنُّ yang berarti membungkus atau menutupi . Makanya makhluk yang tersembunyi dan tak bisa terlihat ini dinamakan jin . Allah SWT menciptakan tiga jenis makhluk yang dibekali akal dan diberi tugas untuk beribadah, yaitu malaikat, jin dan manusia. Khusus untuk malaikat, ia adalah jenis makhluk yang memang diciptakan untuk selalu taat, dan mempunyai syariat tersendiri yang tidak sama dengan jin dan manusia. Adapun jin, meski memiliki dimensi yang berbeda, tapi ia hidup bersama dengan manusia dalam alam dunia, serta diharuskan mengikuti ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw sebagai syariat mereka. Dengan itulah mereka akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan mereka di dunia, sama persis dengan manusia. Jin diciptakan dari api, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya: وخلق الجان من مارج من نار “Dan Dia (Allah) menciptakan jin dari nyala api.”

RUQYAH dari Al Ustadz Maliki Sami’un, Lc

Gambar
Saudaraku!!   Ruqyah syariyah adalah cara pengobatan yang telah dilakukan oleh Rasululloh SAW. dan para sahabatnya. Beliau bersabda “Barang siapa yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya hendaklah ia berikan manfaat tsb”. Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim , Nabi bersabda : ”Tidak apa-apa dengan ruqyah selama tidak ada kesyirikan di dalamnya” . Sehingga penulis buku “Arraddul-Mubin“ . Menyimpulkan berdasarkan fatwa-fatwa Al Lajnah Da’imah bahwa ada 4 hal yang boleh dilakukan dalam proses pengobatan Ruqyah Syar iyah , : Yang dibaca dalam ruqyah adalah ayat dan doa-doa Rasululloh yang ada dalam sunnahnya dan doa-doa   lain dengan syarat berbahasa arab dan diketahui maknanya. Amar ma’ruf nahi munkar, meruqyah yaitu mendakwahinya dengan batasan-batasan syar’i, seperti menyuruh dia bertaubat, mengajak ia masuk Islam dan melarang berbuat kezaliman. Memukul jin yang masuk ke dalam tubuh manusia jika ia enggan keluar dengan baik Meruqyah air untuk diminum d

Pengertian Terapi Ruqyah Islami

Terapi ruqyah Islami adalah tempat pelayanan / pengobatan / terapi dari penyakit fisik dan non fisik melalui metode ruqyah . Masyarakat lebih mengenal metode terapi ruqyah Islami dengan membaca doa-doa yang bersumber dari Al-quran dan hadist nabi. Pengertian Ruqyah Ruqyah secara bahasa artinya jampi-jampi atau mantera. Ruqyah sacara syar'i adalah jampi-jampi atau matera yang dibacakan oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau menghilangkan ganguan jin atau sihir atau untuk perlindungan dan lain sebagainya dengan hanya menggunakan ayat-ayat Al-quran dan atau doa-doa yang bersumber dari hadist-hadist dari Rarulullah shallallahu'alaihi wassalam  dan atau doa-doa yang bisa dipahami maknanya selama tidak mengandung kesyirikan. Ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan yang telah dikenal sejak lama, bahkan sebelum nabi Muhammad saw diutus. Ruqyah secara umum terbagi menjadi 2 macam; Ruqyah yang diperbolehkan oleh syar'iah islam yaitu terapi ruqyah Islami (ruq

Perdukunan dan RUQYAH Syirk'iyah

Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah mendatangi dukun bila mendapat gangguan jin atau tersihir . Inilah kesalahan fatal, karena dukun yang dipercaya mengobati pada hakikatnya juga budak jin, sehingga bila ia berhasil mengeluarkan jin dari tubuh penderita, berarti ia menggunakan jin lain untuk itu. Akibatnya si penderita dikuasai oleh jin lain suruhan si dukun. Islam dengan tegas melarang praktik perdukunan dan berobat dengan dukun yang menggunakan kekuatan magic atau jin. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu lalu ia percaya, maka shalatnya tak diterima selama empat puluh hari.” (HR. Muslim). Dalam sabdanya yang lain: “Barangsiapa yang mendatangi dukun dan mempercayai apa yang ia ucapkan, berarti ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw.” (HR. Abu Daud, Ahmad dan At Turmudzi). Oleh karena itu, setiap muslim tidak boleh berobat ke dukun bila terkena gangguan jin atau sihir. Tetapi berobatlah dengan ahli

RUQYAH SYAR'IYYAH

Metode ruqyah yang diajarkan rasulullah saw terkumpul dalam hadits-hadits sahih, dan tak terlalu sulit menghafalkannya. Siapapun bisa melakukannya, asal saja punya keimanan akan sunnah tersebut, dan paham bahwa itulah petunjuk nabawi. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan bacaan apa saja yang disunnahkan dalam ruqyah syar’iyah ini, serta apa khasiat masing-masing bacaan. 1.Surah Al Fatihah untuk menghilangkan gigitan binatang berbisa: Dari Abu Sa’id Al Khudri RA, ia berkata: “Sekelompok sahabat nabi saw melakukan sebuah perjalanan. Mereka singgah di sebuah kampung orang-orang Arab. Di sana mereka minta dijamu, tapi tak ada penduduk kampung itu yang bersedia menjamu mereka. Kebetulan si kepala kampung digigit binatang berbisa. Warganya sudah berusaha mengobati dengan segala cara tapi tak juga berhasil. Akhirnya ada di antara mereka yang mengatakan: “Coba kalian datangi rombongan yang tadi minta dijamu oleh kita, mungkin di antara mereka ada yang bisa mengobati.” Merekapun menda